Keluarga ditinggal mati kemudian menangis sejadi-jadinya, sebenarnya menyengsarakan mayit, sebab disana disiksa karena tangisan keluarganya. Tapi apalah tangisan sebagai belasungkawa terhadap hati yang ditinggal dengan sedikit melelehkan air mata tanpa suara kerasa sperti orang bodoh. Tapi menangislah tanpa rasa sakit atau pedih, karena kepedihan dalam tangisan itu dirasakan pedih pula oleh mayit.
Sabda Nabi Saw ;
" Ssesungguhnya mayat dalam kuburnya merasakan sakit seperti apa yang dirasakan dalam rumahnya."
(HR. Imam Ad Dailami)
Sabda Nabi Saw ;
" Sesungguhnya Allah Ta'ala itu tidak menyiksa karena air mata, juga tidak menyiksa karena sedihnya hati ( Maksudnya menyiksa mayit )...akan tetapi Dia menyiksa karena ini...( Perawi mengisrahkan "Lisan" ) atau justru Allah Merahmati. Dan mayat itu disiksa karena tangisan keluarganya."
( HR. Al Jamaa'ah )
Artinya karena lisan....jadi bukan karena sedihnya hati atau tangisan secara dhahir, cuma kesedihan dan tangisan itu kadang menyebabkan mayat tersiksa. Sebab kadang-kadang realisasi menangis atau bersedih itu karena tidak menerima "Takdir" kepergian keluarga anggota keluarganya. Ini yang menjadi sebab mayat disiksa. Sehingga tidak terbatas tangis dan kesedihan, melainkan semua yang dilambangkan oleh lidah keluarga yang ditinggal, misalnya mengomel kesana kemari dengan mengundat ngundat mayit ; misalnya lagi mengungkit ngungkit kejelekan mayit, andaikan sewaktu hidup dia tahu dan hati tersiksa, maka sekarangpun keadaan dikuburan juga disiksa.
Menangis seperti orang bodoh, misalnya meronta-ronta histeris sambil mencakar muka atau tanah, atau apa saja yang ditemui sambil meronta menangis; tangisan seperti ini yang menjadikan mayit tersiksa. Dan menangis ala kadarnya sambil mengiklaskan dia pergi, ini tidaklah mengapa, bahkan itu sudah menjadi naluri manusia. Rasulullah Saw sendiri pernah melelehkan air mata ketika putranya (Sayyid Ibrahim) meninggal dunia ; yaitu sebagai belasungkawa terhadap hati yang sedih atas dasar watak naluri kemanusiaan.
Sabda Nabi Saw ;
" Ssesungguhnya mayat dalam kuburnya merasakan sakit seperti apa yang dirasakan dalam rumahnya."
(HR. Imam Ad Dailami)
Sabda Nabi Saw ;
" Sesungguhnya Allah Ta'ala itu tidak menyiksa karena air mata, juga tidak menyiksa karena sedihnya hati ( Maksudnya menyiksa mayit )...akan tetapi Dia menyiksa karena ini...( Perawi mengisrahkan "Lisan" ) atau justru Allah Merahmati. Dan mayat itu disiksa karena tangisan keluarganya."
( HR. Al Jamaa'ah )
Artinya karena lisan....jadi bukan karena sedihnya hati atau tangisan secara dhahir, cuma kesedihan dan tangisan itu kadang menyebabkan mayat tersiksa. Sebab kadang-kadang realisasi menangis atau bersedih itu karena tidak menerima "Takdir" kepergian keluarga anggota keluarganya. Ini yang menjadi sebab mayat disiksa. Sehingga tidak terbatas tangis dan kesedihan, melainkan semua yang dilambangkan oleh lidah keluarga yang ditinggal, misalnya mengomel kesana kemari dengan mengundat ngundat mayit ; misalnya lagi mengungkit ngungkit kejelekan mayit, andaikan sewaktu hidup dia tahu dan hati tersiksa, maka sekarangpun keadaan dikuburan juga disiksa.
Menangis seperti orang bodoh, misalnya meronta-ronta histeris sambil mencakar muka atau tanah, atau apa saja yang ditemui sambil meronta menangis; tangisan seperti ini yang menjadikan mayit tersiksa. Dan menangis ala kadarnya sambil mengiklaskan dia pergi, ini tidaklah mengapa, bahkan itu sudah menjadi naluri manusia. Rasulullah Saw sendiri pernah melelehkan air mata ketika putranya (Sayyid Ibrahim) meninggal dunia ; yaitu sebagai belasungkawa terhadap hati yang sedih atas dasar watak naluri kemanusiaan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar