Bila malam sudah beranjak mendapati Subuh, bangunlah sejenak. Lihatlah istri Anda yang sedang terbaring letih menemani bayi Anda.
Tataplah wajahnya yang masih dipenuhi oleh gurat-gurat kepenatan
karena seharian ini badannya tak menemukan kesempatan untuk istirahat barang sekejap,
Kalau saja tak ada air wudhu yang membasahi wajah itu setiap hari,
barangkali sisa-sisa kecantikannya sudah tak ada lagi.
Sesudahnya, bayangkanlah tentang esok hari.
Di saat Anda sudah bisa merasakan betapa segar udara pagi, Tubuh letih istri Anda barangkali belum benar benar menemukan kesegarannya.
Sementara anak-anak sebentar lagi akan meminta perhatian bundanya, membisingkan telinganya dengan tangis serta membasahi pakaiannya dengan pipis tak habis-habis.
Baru berganti pakaian, sudah dibasahi pipis lagi.
Padahal tangan istri Anda pula yang harus mencucinya.
Di saat seperti itu, apakah yang Anda pikirkan tentang dia?
Masihkah Anda memimpikan tentang seorang yang akan senantiasa berbicara lembut kepadaanak-anaknya
sementara di saat yang sama Anda menuntut dia untuk menjadi istri yang penuh perhatian, santun dalam bicara,
tulus dalam memilih kata serta tulus dalam menjalani
tugasnya sebagai istri,
termasuk dalam menjalani apa yang sesungguhnya bukan kewajiban istri tetapi dianggap sebagai kewajibannya.
Duhai para suami..
Genggamlah tangannya sekali waktu..
Rasakanlah..
Di balik telapak tangannya yang mulai tak halus..
Ada sikap taat akan perintahmu..
Katakanlah kata kemesraan..walaupun tanpa di minta..
"istriku..kau adalah permata terbaik pilihan Allah untuk ku.."
Tataplah wajahnya yang masih dipenuhi oleh gurat-gurat kepenatan
karena seharian ini badannya tak menemukan kesempatan untuk istirahat barang sekejap,
Kalau saja tak ada air wudhu yang membasahi wajah itu setiap hari,
barangkali sisa-sisa kecantikannya sudah tak ada lagi.
Sesudahnya, bayangkanlah tentang esok hari.
Di saat Anda sudah bisa merasakan betapa segar udara pagi, Tubuh letih istri Anda barangkali belum benar benar menemukan kesegarannya.
Sementara anak-anak sebentar lagi akan meminta perhatian bundanya, membisingkan telinganya dengan tangis serta membasahi pakaiannya dengan pipis tak habis-habis.
Baru berganti pakaian, sudah dibasahi pipis lagi.
Padahal tangan istri Anda pula yang harus mencucinya.
Di saat seperti itu, apakah yang Anda pikirkan tentang dia?
Masihkah Anda memimpikan tentang seorang yang akan senantiasa berbicara lembut kepadaanak-anaknya
sementara di saat yang sama Anda menuntut dia untuk menjadi istri yang penuh perhatian, santun dalam bicara,
tulus dalam memilih kata serta tulus dalam menjalani
tugasnya sebagai istri,
termasuk dalam menjalani apa yang sesungguhnya bukan kewajiban istri tetapi dianggap sebagai kewajibannya.
Duhai para suami..
Genggamlah tangannya sekali waktu..
Rasakanlah..
Di balik telapak tangannya yang mulai tak halus..
Ada sikap taat akan perintahmu..
Katakanlah kata kemesraan..walaupun tanpa di minta..
"istriku..kau adalah permata terbaik pilihan Allah untuk ku.."
Tidak ada komentar:
Posting Komentar